Sunday, October 7, 2018

Female Dominance - Kendali Perempuan di Atas Ranjang



Pada umumnya laki-laki lebih banyak mendominasi kegiatan bercinta. 
Namun tak sedikit pula yang menyukai kendali atas dirinya, dikuasai oleh perempuan.

Sebut saja Dandy (27), kerap mempraktikan berbagai variasi bercinta, salah satunya adalah femdom -kependekan dari female dominance. Bersama Ve (29) ia mengaku sangat menikmati aktivitas seksual tersebut. “Melihat Ve berada di atas saya, memacu jalannya permainan, membuat saya semakin turn on dan suasana terasa lebih 'panas',” aku Dandy. Bahkan tak jarang Ve mengikat kedua tangan Dandy ke sisi ranjang hingga tak bisa berbuat apa-apa. Kontrol sepenuhnya di bawah kendali Ve. Ganasnya Ve justru menjadi kenikmatan tak terbantahkan bagi Dandy.

Kepribadian Submisif
Gambaran female dominance seperti yang dilakukan Dandy dan Ve, biasanya dapat kita temukan dalam alur cerita di novel dewasa ataupun film biru. Dapat dikatakan bahwa 'femdom' ini merupakan bagian dari BDSM -BD yaitu bondage dan discipline, DS alias dominance dan submission, dan SM alias sadism dan masochism. Menurut DR. Dono Baswardono, AISEC, MA, PhD, bentuk dominasi dalam perilaku seksual semacam ini sangat luas, yang ekstrim bisa saja sampai melibatkan pemukulan, pencambukan, atau seks anal (dengan penis plastik yang diikatkan pada pinggang si perempuan, dsb. Akan tetapi tak sedikit laki-laki heteroseksual yang suka 'dipaksa' melakukan seks oral terhadap pasangannya, disebut dengan cunnilingus, ini juga bentuk dominasi.

Konselor pernikahan dan keluarga, seksolog, psikoanalis sekaligus grafologis ini juga mengungkapkan, laki-laki penyuka perempuan 'domina' atau 'domme' kepribadiannya submisif, suka diatur. Jika ditarik lagi ke belakang, selama hidupnya laki-laki seperti ini terlalu diatur oleh sang ibu, bahkan mungkin saja adalah korban kekerasan ibunya. Maka saat dewasa, ia juga mencari pasangan yang mampu mendominasi dirinya.

Sementara femdom dari sisi perempuan jumlahnya sekitar 25% dari seluruh pelaku BDSM. “Mereka biasanya dibesarkan oleh ibu yang juga sangat dominan dalam kehidupan sehari-hari, sementara ayahnya sangat submisif. Sewaktu kecil mereka sering melihat ayahnya disuruh-suruh ibunya, bahkan di depan umum,” urai Dono.

Perilaku Sehari-hari
Lain di ranjang, lain pula dengan penampilan keseharian mereka. “Pada perempuan, ada sebagian kecil yang penampilan sehari-harinya berbeda tapi kebanyakan femdom tampilannya justru tidak galak atau sangar. Bisa sangat tertib, pola hidup kaku, manajemen waktu sangat baik, perfeksionis, manis dan ramah tapi sulit dilawan karena selalu benar. Sedangkan pada laki-laki biasanya sehari-hari juga submisif, suka mengalah, tidak kompetitif, walau secara fisik tubuhnya bisa saja gagah, kuat,” tambah Dono.

Lalu, apakah hal demikian dapat dikategorikan sebagai kelainan? “Jika sebatas selingan, sesekali sebagai pembuktian atas fantasi bersama, tindakan dominasi 'ringan' - seperti cunnilingus tadi- tidak dianggap sebagai penyimpangan, khususnya jika disepakati bersama. Namun, bila frekuensinya sering dan memaksa pasangan, maka itu penyimpangan,” tutup Dono. #mamipanda
 
Artikel ini pernah dimuat di MALE Digital Magazine by Detikcom

No comments:

Post a Comment