![]() |
foto: http://www.mnn.com |
Bicara tentang
bagaimana cara mengurangi berat badan, ada banyak cara yang telah
diciptakan. Tujuannya, mendapatkan bentuk tubuh yang diinginkan! Dari
masa ke masa pola diet terus berkembang, bahkan dengan cara ekstrim
yang tak terbayangkan sebelumnya. Seperti yang pernah terjadi tahun
1950-an tentang penggunaan cacing untuk diet. Cacing parasit yang
hidup di usus mengisap nutrisi dan menyebabkan kehilangan berat
badan. Beberapa orang mulai menelan kista cacing pita untuk bisa
makan banyak tanpa harus memikirkan berat badan. Alhasil, diet ini
menuai kontroversi karena faktanya sungguh menakutkan. Cacing
tersebut dapat tumbuh hingga 25 kaki dan mengakibatkan kejang,
menyebar ke otak hingga menyebabkan meningitis ataupun demensia.
Begitu pula para
pengusaha rokok di AS (tahun 1920an) yang ‘mengklaim’ rokok dapat
menghilangkan nafsu makan. Hal ini tentu saja tidak dapat dibenarkan.
Yang tak habis pikir, sampai saat ini, masih banyak yang berpikir
demikian.
Kemudian
berkembang lagi food combining, Diet Golongan Darah, metoda
akupunktur, hingga yang terbaru beberapa waktu lalu tersiar tentang
Diet Semangka. American Dietetic Association melaporkan,
semangka mengandung 91 persen air yang kemudian bertindak sebagai
diuretik alami. Sedangkan Mayo Clinic menjelaskan efek
diuretik pada semangka membuat orang akan sering buang air kecil,
sehingga mengurangi jumlah retensi air dalam tubuh. Retensi air dalam
tubuh ini yang sering menyebabkan perut buncit. Menurut National
Watermelon Promotion Board, 2 porsi mangkuk irisan dadu semangka
mengandung karbohidrat 21 g, gula 20 g, serta tidak mengandung lemak
dan kolesterol.
Dari sekian banyak
orang yang melakukan diet, tak sedikit pula yang gagal menjalaninya.
Kalaupun berat badannya turun, namun dalam beberapa hari akan kembali
naik, bahkan lebih dari BB awal sebelum program dijalankan.
Menurut
dr.
Irzan Nurman, MS (Biomed. Eng), Msc, Acp, CHt
dari
Fit Skin Center, Jakarta Pusat, kesalahannya
adalah dalam memahami diet sehingga
tujuan awal tidak tercapai. Tujuan awalnya adalah mengurangi berat
badan (BB). “Inilah yang sering terjadi pada pasien saya. Mereka
cepat puas BB-nya sudah turun, padahal belum ideal,” aku Dokter
spesialis yang menempuh pendidikan selama 4 tahun di Cina guna
mengantongi WHO Certified Accupuncture.
Irzan
menekankan pentingnya pemahaman terlebih dulu tentang apa sebetulnya
diet. Diet secara general diartikan sebagai pola makan, lebih sempit
lagi dimaknai proses pola makan yang sifatnya untuk menurunkan BB.
Jadi diet bukan berarti membatasi makanan karena tubuh kita
membutuhkan beragam makanan, dalam persentase tertentu dengan
komposisi seimbang.
“Namun, kesalahan yang terjadi selama ini, kita
tidak fokus pada bagaimana sebenarnya metabolisme tubuh kita. Kita
hanya berpikir mengurangi makanan kita bukan berpikir bagaimana kita
mempertinggi metabolisme tubuh,” imbuh pria kelahiran Bandung 10
Juli 1977.
Ia
menambahkan, metabolisme turun karena tidak ada inputnya. Kalau
kalori tidak dibakar sempurna, maka akan disimpan sebagai cadangan,
menjadi lemak yang menumpuk. Untuk itu, bagaimana cara kita
meningkatkan metabolisme tubuh. Pertama, bagaimana mengatur pola
makan dengan 6x makan, dibagi menjadi 3x makan besar, dan diselingi
dengan 3x camilan. Contohnya, diet semangka dimana semangka bukan
dikonsumsi sebagai menu pokok melainkan baik dikonsumsi sebagai jus
tanpa gula pada waktu sarapan, makanan ringan (snack) menjelang makan
siang, serta makanan penutup (dessert) setelah makan siang atau makan
malam.
Kedua,
mulailah BERGERAK! “Dengan bergerak, minimal 150 kalori per hari
sudah terbakar. Contoh sederhana, jalan keliling kompleks, ke tempat
makan siang dengan berjalan kaki, kalau yang hobi shopping,
keliling mal 4 lantai bisa dilakukan,” saran Irzan.
Diet Kalori
Seimbang
Berapa kalori yang
dibutuhkan oleh tubuh? Kita dapat mengetahuinya dengan menghitung
Basal Metabolic Rate (BMR) yaitu kalori yang dibutuhkan disaat tubuh
tidak melakukan apapun. Karena walau tidak melakukan apapun, tubuh
tetap melakukan fungsinya. Di sinilah mengapa tubuh tetap memerlukan
kalori.
Dengan diet
sembarangan, kita telah membatasi hak tubuh untuk mendapatkan kalori
guna menjalani fungsi-fungsi organ tubuh secara normal. Untuk
menjaga berat badan ideal
penuhilah komposisi makanan dengan 55 persen karbohidrat, 25 persen
protein, 20 persen lemak.
Contoh:
Perempuan dengan
berat 60 kg, tinggi 165, usia 27 tahun. Berapa BMR-nya?
Rumus BMR =
665 + [9,6 x berat badan (kg)] + [1,8 x tinggi badan (cm)] – [4,7 x
umur (tahun)]
BMR = 665 +
(9,6x60) + (1,8x165) – (4,7x21)
= 665 + 576
+ 297 – 131
=
1.407
Kebutuhan
Energi = BMR x 1,64
= 1.407 x 1,64 = 2307
Tanamkan
Konsep Tubuh Ideal
Ditambahkan
oleh Irzan,
penting juga kita memiliki konsep tubuh ideal
seperti apa yang kita mau. Ketika kita dapat merasakan bagaimana
bahagianya memiliki tubuh ideal, itulah sebetulnya yang sangat
membantu untuk menemukan tujuan dari proses diet ini. Konsep ini
menjadi dasar untuk melangkah ke program diet kalori seimbang
selanjutnya. Ingat, tingkatkan metabolisme, ukur kira-kira berapa
kalori yang kita butuhkan, dan jangan lupa untuk tetap bergerak.
Dimuat di Tabloid Mom&Kiddie, Edisi 17 Th. V
No comments:
Post a Comment