Sunday, May 19, 2013

Pelabuhan Sunda Kelapa, Dari Sinilah Jakarta Bermula!


Lama tak menginjakkan kaki di Pelabuhan Sunda Kelapa. Kok rasanya udara di sini semakin panas dan kering ya? Teriknya sinar mentari begitu menyengat kulit. Sampai-sampai terasa kulit wajah mulai merah terbakar. Meski demikian, tak mengurungkan niat saya untuk menyusuri kembali tempat bersejarah ini.

Tak disangka, saya datang kembali. Teringat lebih dari 10 tahun lalu ketika pertama kali mampir ke sini. Ya, kala itu saya memang cuma mampir sebentar. Karena tujuan sebenarnya untuk berlayar menyusuri gugus Kepulauan Seribu dengan kapal Phinisi. Kini saat menyambangi pelabuhan tertua di Jakarta ini, pandangan langsung tertumbuk pada deretan kapal Phinisi yang sedang berlabuh di dermaga. 
 
Kapal Phinisi atau Bugis Schooner memiliki bentuk khas sehingga mudah dikenali. Meruncing di salah satu ujungnya dan berwarna-warni pada badan kapal. Siang itu para buruh bongkar muat sibuk membongkar muatan kapal. Menurunkan kayu-kayu. Susunan kayu yang berasal dari Kalimantan tersebut disusun tak jauh dari kapal. Jumlahnya sangat banyak, memenuhi tepi pelabuhan.
Beberapa wisatawan asing terlihat berjalan kaki menyusuri deretan kapal sambil sesekali berfoto. Wuih... meski cuaca begitu panasnya, mereka bersemangat sekali. Sebagian lagi ada yang asyik berseliweran membonceng ojek sepeda onthel.

Awal Mula Jakarta
Angan pun melayang, imajinasi berkelana membayangkan seperti apa tempat ini dulu. Berabad silam, sungguhkah sehiruk-pikuk dan segersang ini? Sejarah berkata, pelabuhan Sunda Kelapa telah berhubungan dengan bangsa lain sejak abad XII.
Kala itu pelabuhan Sunda Kelapa dikenal sebagai pelabuhan lada milik kerajaan Hindu di Jawa Barat, Pajajaran. Kapal-kapal asing yang di antaranya berasal dari Cina, Arab, India Selatan, singgah dan berdagang dengan pedagang lokal. Mereka membarter rempah-rempah yang merupakan kekayaan bangsa kita dengan barang seperti sutra, porselen, kain, kuda, anggur dan wewangian.
Tahun 1512, Portugis adalah bangsa Eropa pertama yang tiba di Sunda Kelapa guna mencari rempah-rempah.
Keberadaan mereka rupanya mulai mengancam, hingga gabungan kerajaan Banten dan Demak yang dipimpin Sunan Gunung, dikenal dengan nama Fatahillah menguasai Sunda Kelapa lalu mengganti namanya menjadi Jayakarta atau kemenangan yang nyata pada tahun 1527.
Tahun 1596 dengan tujuan mencari rempah-rempah juga, Belanda tiba. Awalnya mereka mendapat sambutan hangat dari Pangeran Wijayakrama. Namun Belanda mengingkari perjanjian perdagangan dan mendirikan benteng tahun 1613 di selatan pelabuhan Sunda Kelapa. Sejak itu Belanda memulai penjajahannya.

Menara Syahbandar
Pada tahun 1839, di lokasi benteng Belanda itu kemudian didirikan Menara Syahbandar. Menara tersebut berfungsi mengawasi lalu-lintas kapal yang keluar masuk pelabuhan Sunda Kelapa. Selain itu, bangunan tiga lantai setinggi 18 meter ini juga merupakan kantor pabean yakni kantor pengukuran dan penimbangan barang-barang yang diturunkan di pelabuhan. Saat ini kondisinya cukup memrihatinkan, karena bangunannya mulai miring.

Gudang ‘Disulap’ Menjadi Museum Bahari
Tak jauh dari Menara Syahbandar, saya menapaki jalan kecil menurun untuk menuju Jalan Pasar Ikan Nomor 1. Di situlah letak Museum Bahari. Bangunan tua dengan jendela-jendela besar yang sudah mengalami pemugaran dan diresmikan menjadi Museum Bahari pada 7 Juli 1977 oleh Gubernur DKI Jakarta masa itu, Ali Sadikin.

Di sini tersimpan benda-benda sejarah berupa kapal dan perahu-perahu asli maupun miniatur. Bangunan ini aslinya adalah gudang yang dibangun pemerintah kolonial Hindia-Belanda tahun 1652. Gudang ini berfungsi untuk menyimpan, memilih, dan mengepak hasil bumi, di antaranya adalah rempah-rempah, seperti kopi, teh, gula, lada bahkan pakaian yang merupakan komoditas utama pemerintah VOC.

Museum seluas 9.800 meter persegi ini dibuka untuk umum, Senin-Kamis mulai pukul 08.00-14.00 WIB. Hari Jumat tutup pukul 11.00 WIB dan Sabtu hanya buka hingga pukul 13.00 WIB. Tarifnya relatif murah, untuk umum Rp 2.000, pelajar Rp 600 dan kalau Anda datang dengan rombongan lebih dari 20 orang, tarifnya lebih murah lagi.

Nah, apakah Anda tertarik menghabiskan akhir pekan untuk berwisata sejarah di seputar Pelabuhan Sunda Kelapa ini? Ada baiknya datang pagi atau sore hari. Jalan-jalan siang hari sungguh tidak nyaman. Anda dapat berjalan kaki dari arah Kota Tua ke pelabuhan. Ini bisa jadi pengalaman menarik, karena Anda akan menemui bangunan-bangunan tua yang seolah bercerita tentang wajah Jakarta masa lampau. Jangan lupa membawa bekal air mineral, topi, dan mengolesi tubuh dengan sunblock. 

Rute Transportasi Umum

Mikrolet 015 : rute Kota - Tanjungpriok
Kopaja P12 : rute Senen - Pluit
Kopaja 86 : rute Lebak Bulus – Kota
Kopami 02 : rute Senen - Pluit
Metromini 30 : rute Muara Angke – Kota
Metromini 29 : rute Muara Baru – Kota
Bus Transjakarta, turun di Kota, dan lanjutkan dengan ojek sepeda. 

Dimuat di Tabloid Mom&Kiddie Edisi 21 Th III 

1 comment:

  1. PROMO FREEBET 1 JUTA MERIAHKAN NATAL DAN TAHUN BARU 2019 BOLAVITA

    - Promo Frenzy Bonus 3% Berlaku Untuk Seluruh Games Bolavita Dari Santa Claus ( Kecuali Togel )
    - Untuk Bola Tangkas Dapat Claim Bonus Dengan Syarat Withdraw Mencapai Win / Loss 25% dari Nilai Deposit + Bonus
    - Promo Berlaku untuk Member Yang Melakukan Deposit Minimal Rp 100.000
    - Maksimal Bonus Dapat di Claim adalah Rp 1.000.000
    - Syarat Penarikan Dana Adalah Melakukan Turnover Minimal 1x Dari Bonus + Deposit
    - Contoh ( Deposit 1000 ) + ( bonus 3% = 30 ) = 1000 + 30 = 1030 anda harus melakukan Valid Bet Senilai 1030 untuk melakukan penarikan dana
    - Anda Tetap Dapat Mengikuti Promo Cashback Apabila Telah Mengikuti Promo Frenzy Bonus Santa
    - Apabila Belum Mencapai Turnover Sudah Melakukan Withdraw Bonus Frenzy Kami Tarik Kembali
    - 1 User ID Berhak Melakukan Claim 1x
    - Kami Berhak Membatalkan Bonus Apabila Terdapat Indikasi Kecurangan
    - Untuk Freebet Santa Dibagikan Secara Otomatis Setiap Anda Melakukan Deposit
    * Tanggal 24 Desember Pukul 23:00 WIB Sampai Dengan Tanggal 25 Desember Pukul 05:00 WIB
    * 31 Desember 2018 Pukul 22:00 WIB Sampai Dengan Tanggal 1 Januari 2019 Pukul 07:00 WIB

    ReplyDelete