Sunday, May 19, 2013

Bisnis Pertunjukan Musik di Ujung Tanduk?


Saat ini bisnis pertunjukan musik di Indonesia mendapatkan dukungan terbesarnya dari perusahaan rokok. Seperti gelaran musik tahunan Java Jazz, diakui oleh Dewi Gontha bahwa 40 – 70 persen sponsor di Java Jazz adalah perusahaan rokok, diikuti perbankan, telekomunikasi, minuman, dan elektronik. 
Ki-ka: Denny Sakrie, Dewi Gontha, Daru Supriyono                          

“Para sponsor ini yang mensubsidi agar penonton dapat membeli tiket pertunjukan dengan harga lebih murah,” ujar Dewi di Rolling Stone Cafe (24/4), dalam diskusi mengenai munculnya PP 109/2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan. 


R.W. Jati Direktur Indonesia Berdikari
Diskusi yang diprakarsai oleh Indonesia Berdikari ini menyoroti pasal-pasal yang dimuat di dalamnya dimana tercantum pelarangan terhadap produk tembakau untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan industri kreatif. Hadir pula sebagai pembicara yakni pengamat musik Denny Sakrie, Log Zhelebour, dan Daru Supriyono sebagai tim advokasi yang menilai bahwa PP ini cacat secara formil maupun materil.


Log Zhelebour
Meskipun saya tidak merokok, bukan berarti saya setuju dengan PP ini, mungkin ada pendekatan lain apalagi pemerintah juga belum bisa mensubsidi. Padahal di sisi lain masyarakat juga membutuhkan pertunjukkan serta hiburan yang berkualitas. 

Seandainya saja Rolling Stone konser di Indonesia, mereka selama konser pasti merokok terus, lalu bagaimana? Tentunya akan berbenturan dengan PP ini!” tandas Denny. Ke depan, Indonesia Berdikari bersama para pelaku di bidang industri kreatif lainnya akan terus mensosialisasikan hal ini.

No comments:

Post a Comment