Saturday, August 11, 2012

3 Cerita untuk Perempuan


Terlahir sebagai perempuan adalah anugerah. Namun tidak demikian dengan kondisi perempuan di banyak negara Dunia Ketiga yang kerap dianggap sebagai warga kelas dua. Untuk itu, saya pilihkan tiga novel berikut ini karena sarat pesan akan perjuangan perempuan melawan ketidakadilan. Bukan hanya dari lingkungan sekitar, tapi juga bagaimana bertahan hidup dengan trauma psikologis yang dialaminya akibat tindak kekerasan.
Kalau Anda berpikir buku tentang feminisme ‘berat’ untuk dicerna? Maka, dengan balutan fiksi dalam tiga novel ini, feminisme dapat dimaknai melalui cara yang sangat memikat . Menyentuh kesadaran kemanusiaan dan menggetarkan nurani untuk perubahan yang lebih baik bagi perempuan di muka bumi.  


Judul        : Half of A Yellow Sun
Penulis     : Chimamanda Ngozi Adichie
Halaman   : 761 Halaman
Harga       : Rp 58.800
Penerbit   : Hikmah Novel (PT Mizan Publika)
Tahun       : 2008

Olanna tokoh utama dalam novel ini, seorang wanita Igbo berpendidikan Barat jatuh hati pada Odenigbo, dosen yang sangat idealis. Odenigbo meyakini bahwa orang-orang Igbo bisa hidup lebih baik jika memisahkan diri dari Nigeria dan menjadi warga negara Biafra. Sayang, keyakinan Odenigbo, justru menjerumuskan dia dan Olanna ke dalam kubangan penderitaan perang.

Dua tokoh lain yakni saudara kembar Olanna, Kainene dan Richard kekasihnya. Kainene digambarkan 180 derajat berbeda dari Olanna baik secara fisik maupun karakter. Aktivitas yang mereka lakukan juga jauh berbeda. Meskipun Olanna dan Kainene kembar, mereka tidak akrab. Seperti terdapat jurang yang dalam antara mereka.

Sementara tokoh Richard hadir mewakili orang kulit putih yang bersimpati pada perjuangan rakyat Biafra. Melalui tulisan-tulisannya ia menyiarkan fakta yang terjadi di daerah konflik. Tokoh pendukung yang tak kalah penting adalah kehadiran bocah bernama Ugwu yang menjadi pelayan setia Odenigbo.

Chimamanda Ngozi Adichie berhasil menyeret pembaca dalam sebuah kisah dramatis tentang cinta, perang, dan pengorbanan. Judul Half of A Yellow Sun sendiri diambil dari gambar separuh matahari kuning yang menjadi lambang Republik Biafra, selain warna merah hitam hijau bendera mereka. Adichie melukiskan kisah berlatar perang saudara ini dengan bahasa yang indah dan menyentuh. Meski berbau politis, Adichie  piawai dalam menciptakan intrik di antara para tokoh. Terjadi perselingkuhan yang begitu mengguncang hubungan persaudaraan antara si kembar Olanna dan Kainene. Penasaran?
  
Shangri-La the Hidden City, Rahasia Angka 13 

Sudah saya uraikan di postingan sebelumnya. Selengkapnya...

 

Judul           : Snow Flower and the Secret Fan
Penulis        : Lisa See
Halaman      : Halaman
Harga          : Rp 59.000
Penerbit     : Penerbit Qanita (PT Mizan Pustaka)
Tahun         : 2011

Lisa See sebagai penulisnya menyampaikan cerita menawan tentang kehidupan perempuan  Cina yang serba terkekang pada abad ke-19. Perempuan yang tinggal di Los Angeles dan disebut sebagai Wanita Nasional Tahun 2001 oleh Organisasi Wanita Cina – Amerika ini tertarik dengan nu shu yang kemudian mengilhaminya untuk menulis kisah dalam buku ini. nu shu, tulisan berupa kode rahasia yang digunakan oleh para perempuan di daerah terpencil di selatan Provinsi Hunan – diyakini berkembang seribu tahun lalu - dan dianggap sebagai satu-satunya bahasa tulisan di dunia yang secara khusus diciptakan oleh perempuan untuk keperluan mereka sendiri.

Melalui tokoh Bunga Salju dan Lily, terkuak tradisi pengikatan kaki untuk mendapatkan bentuk lotus yang suci. Bunga Salju dan Lily adalah kembaran sehati. Bersama mereka melalui hari-hari sebagai gadis kecil, remaja, hingga dewasa. Bersama mereka melewati masa-masa menyakitkan saat kaki diikat. Meski jarak terentang, mereka menyatu dalam ikatan sebuah kipas sutra berhias nu shu. Dalam nu shu terungkap banyak kisah tentang keluhan, ketidakadilan dan tragedi yang dialami perempuan.

Lily, seperti banyak anak gadis di Cina harus menjalani tradisi pengikatan kaki. Padahal, di seluruh negeri Cina, satu dari sepuluh gadis meninggal dalam proses pengikatan kaki. Demi mendapatkan kasih sayang sang Mama, Lily rela memiliki kaki terikat. Perempuan dengan kaki mungil menjadi dambaan pria Cina di jaman itu. “Saya berusaha memenuhi semua yang mereka harapkan dari saya, agar saya memiliki kaki terikat paling kecil dengan membiarkan tulang-tulang jari kaki saya patah dan tercetak dalam bentuk yang lebih indah,” ujar Lily. Tujuh ciri utama kaki yang terikat sempurna: Kaki harus kecil, sempit, lurus, runcing, melengkung, tetapi tetap wangi dan lembut. Bisa dibayangkan seperti apa penderitaan yang dialami perempuan-perempuan Cina kala itu? Dita



No comments:

Post a Comment