![]() |
Foto : www.parentsprotect.co.uk |
Perempuan yang berprofesi sebagai Konsultan PR ini sangat khawatir, takut kalau-kalau anaknya mengalami kasus kekerasan seksual. "Apalagi waktu saya tidak full bersama mereka. Bagaimana cara untuk mengetahui adanya perubahan pada anak yang mengalami kekerasan seksual? Apa yang harus dilakukan untuk melindungi anak-anak dari ancaman kekerasan seksual?" celoteh Suzan cemas.
Roslina Verauli, M, Psi. Psikolog |
Roslina Verauli, M, Psi. Psikolog Klinis Anak dari Rumah Sakit Pondok Indah menjawab, "Kekerasan seksual pada anak
tidak selalu bermakna kekerasan fisik yang menimbulkan luka fisik serius. Dapat
juga merupakan bentuk manipulasi dan eksploitasi anak untuk pemenuhan kebutuhan
seksual orang yang lebih dewasa. Seperti mempertontonkan alat kelamin pada anak
hingga mendapatkan kepuasan seksual."
Psikolog yang biasa disapa Vera ini menambahkan, "Salah satu penyebabnya,
pelaku merasa minder karena kurang atau tidak dianggap setara oleh sesama orang
dewasa, baik dari segi relasi sosial, karir, dll."
"Ketika ia berhadapan dengan anak-anak, ia akan dianggap orang yang lebih berkuasa. Nah, kemudian pelaku akan memanfaatkan kondisi ini dengan pura-pura memangku, menggelitik, meraba, atau memeluk. Ia merasakan kenyamanan yang sangat pada kondisi ini yang berujung pada kepuasan seksual. Kendalanya, pelaku sulit untuk dideteksi. Para pelaku ini umumnya adalah orang yang bisa cepat akrab dan sayang terhadap anak-anak dan biasanya orang-orang terdekat," tutup Vera.
"Ketika ia berhadapan dengan anak-anak, ia akan dianggap orang yang lebih berkuasa. Nah, kemudian pelaku akan memanfaatkan kondisi ini dengan pura-pura memangku, menggelitik, meraba, atau memeluk. Ia merasakan kenyamanan yang sangat pada kondisi ini yang berujung pada kepuasan seksual. Kendalanya, pelaku sulit untuk dideteksi. Para pelaku ini umumnya adalah orang yang bisa cepat akrab dan sayang terhadap anak-anak dan biasanya orang-orang terdekat," tutup Vera.
10 Cara Lindungi si Kecil dari
Kekerasan Seksual
- Lakukan pendekatan dengan bahasa anak-anak, jangan memaksa karena anak akan takut dan merasa ia yang bersalah.
- Percayalah pada apa yang dikatakan anak dan ambil tindakan yang diperlukan, misalnya dengan membawanya konsultasi ke psikolog sebelum kejadian tersebut berkembang menjadi peristiwa traumatis dan mengganggu perkembangan kepribadiannya.
- Jangan biarkan anak memiliki waktu eksklusif bersama orang asing, baik itu Paman, Kakek, atau kerabat lainnya. Meski terhitung dekat, sebaiknya sarankan kepada anak untuk menghindari situasi berduaan saja.
- Jika sang anak sudah melewati usia balita, ajarkan bersikap malu bila telanjang.
- Usahakan anak tidur di kamarnya sendiri dan ajarkan pula untuk selalu menutup pintu dan jendela bila tidur.
- Pentingnya pendidikan seks sejak dini. Ajarkan anak menghargai tubuhnya dan tidak membiarkan orang lain (selain sang ibu) untuk menyentuhnya.
- Komunikasi antara anak dan orangtua serta pentingnya kontak mata, sentuhan kasih orangtua yang sangat dibutuhkan anak karena membuat mereka merasa aman, nyaman, dan terlindungi.
- Sempatkan selalu bermain bersama anak. Ajak anak untuk mendongeng bersama sehingga membuka komunikasi. Dengan begitu anak-anak akan terbiasa bercerita pada Anda tentang aktivitasnya selama tidak bersama Anda.
- Kenalkan anak untuk dapat membedakan jenis sentuhan. Sentuhan yang perlu dihindari seperti memeluk berlebihan, meraba bagian paha, dada, atau alat kelamin. Jika ia mengalami ini camkan bahwa sepatutnya ia segera melaporkannya pada Anda.
- Waspadai bahaya chatting atau browsing di dunia maya sebab di sinilah kaum pedofilia merajalela. Bisa saja mereka merayu si kecil, kemudian membujuknya untuk bertemu muka.
Dimuat di Tabloid Mom&Kiddie Edisi 7 Th. VI/2009
Pertamax non...
ReplyDelete