Ketika Anda
mengetahui buah hati tercinta ‘berbeda’ dibandingkan anak sebayanya, bagaimana
perasaan Anda? Lalu langkah apa yang ditempuh? Proses penerimaan tiap individu terhadap anak
berkebutuhan khusus memang berbeda-beda. “Mengapa harus anakku?”, Ya! Perasaan
ingin protes pada Yang Maha Kuasa mungkin sempat Anda alami.
Tak perlu kecewa atau pasrah, dengan penerimaan dan
penanganan yang tepat, niscaya anak-anak berkebutuhan khusus ini tak kalah ‘bersinar’
dengan anak-anak lain.
Judul : Autism is Treatable (3 Pekan Menuju
Keberhasilan Terapi)
Penulis : Kak Kresno (Dr. Kresno Mulyadi, SpKJ)
Halaman : 185 Halaman
Penerbit : PT Elex Media Komputindo
Tahun : 2011
Nama saya
Andrew Charles Purnama. Saya bersyukur walaupun terlahir sebagai anak asperger,
orangtua dan saudara bisa menerima keadaan saya dan tetap mengasihi saya. Para
dokter dan psikolog yang menangani saya tidak jarang menghakimi anak-anak
autis/asperger itu kepandaiannya sangat terbatas. Namun berkat kasih kemurahan
Tuhan, saya dapat lulus SMA internasional dengan baik, mendapat Surat Izin
Mengemudi (SIM) dan dapat mengendarai mobil dengan baik. Sekarang saya
mengikuti kursus di BINUS Center antara lain Computers, English, dan Mandarin
untuk bekal dan persiapan menyongsong masa depanku.
Membaca rangkaian kalimat di atas membuat saya takjub
sekaligus salut. Yup, salut dengan Andrew Charles Purnama, salut juga dengan
orangtua dan saudaranya. Awalnya saya membayangkan buku ini pasti ‘berat’ dengan
istilah-istilah medis. Ternyata saya salah. Penulisnya cukup berhasil membuat
saya bertahan untuk membaca lembar demi lembar halamannya.
Siapakah sang penulis? Itu loh kembarannya Kak Seto.
Dialah Dr. Kresno Mulyadi, SpKJ atau akrab disebut Kak Kresno yang juga dikenal
dekat dengan dunia anak-anak. Selain sebagai psikiater profesional, ia juga
pendidik anak yang mengasuh salah satu taman bermain di Surabaya.
Menurut Kak Kresno, dengan pemahaman yang benar tentang
autis maka Anda tak akan kehilangan momentum untuk melakukan yang terbaik bagi
buah hati Anda. Terlambat Anda tahu diagnosis anak, terlambat pula terapi
dimulai.
Buku ini cukup mudah dipahami dengan gaya bahasa yang
luwes. Para orangtua yang memiliki anak autis layak memiliki buku tersebut. Tiap
bab disajikan sistematis. Mulai dari saat buah hati Anda dikatakan autis oleh
dokter, mengenal lebih jauh ragam spektrum autis, bagaimana menerima kenyataan
tersebut, kiat berkomunikasi dengan anak autis dan sebagainya. Menariknya, pada
bagian akhir masing-masing bab disajikan semacam evaluasi untuk Anda, semuanya
diberi judul: Mari kita lakukan tindakan
konkret. Jadi orangtua tak sekadar membaca, namun dipacu untuk melakukan
beberapa hal demi kemajuan si kecil. Dua jempol untuk Kak Kresno!
Judul: Eko Tunggono, Dari Pulau Buru
Menjadi Penyelamat Anak-anak Autis-Hiperaktif
Penulis : Lucy Catherine
Isabella
Halaman : 90 Halaman
Penerbit : Jejaring Institute
Tahun : 2009
Membaca pengalaman hidup orang lain tak kalah
menyenangkan dibandingkan buku-buku sebelumnya yang memberi ide atau
pengetahuan yang bisa diterapkan. Sebagai pembaca, kita bisa memetik hikmah
dari kisah orang lain bukan?
Hal ini pula yang memicu Lucy Catherine Isabella untuk
menuliskan perjalanan hidup Eko Tunggono. Apa istimewanya pria ini? Eko
mempelajari akupunktur hingga memiliki klinik sendiri yaitu Arogya Mitra
Akupuntur, padahal ia sama sekali tidak memiliki latar belakang pendidikan
medis formal. Ilmu akupunktur yang dipunyainya justru didapatkan secara
otodidak sejak masih duduk di bangku SMK, melalui temannya keturunan Cina
bernama Lioe Hwa Ing.
Perjalanan panjangnya menyelami akupunktur juga diperoleh
saat menjadi tahanan politik di Pulau
Buru. Di sana Eko mempelajari akupunktur dari sesama tahanan politik yang
merupakan suhu akupuntur di Pulau Buru.
Eko meyakini akupunktur sebagai suatu mekanisme yang
memungkinkan sistem saraf mampu menjalankan fungsi normalnya secara optimum.
Dibutuhkan waktu dan kesabaran untuk mencapai taraf kesembuhan. Selama lebih
dari 30 tahun terakhir, Eko berupaya keras mengobati anak-anak autis-hiperaktif
dan mereka yang menderita sakit akibat berbagai gangguan saraf.
Kliniknya menerapkan 4 terapi terpadu yang dilakukan
secara simultan, yaitu terapi akupunktur, sekolah, renang dan diet makanan. Bagi
Moms yang tertarik mengenal dunia
akupunktur, mungkin kisah Eko bisa menjadi inspirasi. Mengingat ukuran buku ini
tak terlalu besar dan tidak tebal, lumayan jadi bacaan untuk mengisi waktu
senggang.
Sumber: Tabloid Mom&Kiddie/Coffee Table/2011
No comments:
Post a Comment